Menulis kamu
Kamu pernah bertanya, “Kenapa menulis?”
Karena jawabannya mudah, maka dengan lantang aku menjawab,
“Kamu tahu, apa yang kita lakukan, apa yang kita bicarakan, apa yang saya
rasakan hari ini akan dengan mudahnya dilupakan di hari esok. Setidaknya saya akan punya bukti tulis bahwa kamu pernah ada dalam cerita kehidupan saya.
Ketika saya melangkah jauh, entah masih ada kamu atau tidak di halaman itu,
setidaknya kamu pernah ada dalam cerita yang sama walaupun berada di halaman yang
berbeda. Setidaknya waktu tidak akan membunuh kita dalam aksara.”
“Indah ya, kalau begitu tulis aku terus dalam cerita hidupmu,
boleh?”
“Tentu, mudah saja. Jangan berpaling ke cerita lain. Tetap bersamaku.
Biar aku mudah mengukir cerita tentangmu—tentang kita.”
- Kamu, alasan aku menulis. (26/7/2019)