Senin, 08 Juli 2019


Pernahkah kamu berpikir, jika seseorang itu tidak datang ke kehidupanmu, mungkin semuanya akan berbeda?
Mungkin kamu tidak perlu mengetahui apa yang dia suka, dan teringat tentangnya ketika hal itu muncul di mana-mana. Mungkin, kamu tidak perlu repot memikirkan dia yang jelas-jelas tidak memikirkanmu, walaupun kamu berharap hal yang sama?
Atau mungkin, kamu tidak perlu menebak-nebak isi hatinya? Berharap ada namamu dalam benaknya?
Tapi, biar aku tanya, apakah kamu rela jika tidak bertemu dengan orang sepertinya?
Orang yang diam-diam membuat pipimu merona? Orang yang bisa membuatmu tertawa?
Orang yang—mematahkan hati mu jadi dua? Dan membuatmu bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja?
Tentu saja kamu tetap tidak rela. Kamu tetap ingin mengenalinya. Namun dengan keadaan yang berbeda. Mungkin, kamu berharap kamu datang terlebih dahulu sebelum wanita itu? Atau mungkin, kamu berharap kamu adalah wanita itu?
Sayang, terkadang kita memang harus menerima keadaan. Aku pernah membaca sebuah tulisan, intinya, 'seseorang datang ke dalam kehidupan mu untuk dua tujuan. Satu untuk pembelajaran, atau dua, kamu yang mengajarkan pembelajaran kepadanya.'
Jadi tidak ada ruginya, walaupun kamu harus pura-pura berbahagia di hadapannya—dengan dia yang menggenggam jemari wanita lain. Tidak ada ruginya, walaupun kamu harus memunguti hati mu yang retak berkeping-keping dalam kegelapan. Tidak ada ruginya, membiarkan dia mengisi relung hatimu. Toh, itu semua proses pendewasaan bukan?
Tak apa jika kamu masih belum rela. Itu membuktikan rasa itu memang benar adanya. Kamu harus bersyukur, kamu memiliki hati yang tulus. Tidak banyak orang yang bertahan sepertimu dalam medan perang. Iya, perang antara hati dan pikiran. Tetaplah menjadi wanita kuat seperti itu. Tidak mencoba merampas kebahagiaan orang lain demi kebahagiaanmu semata.
Sudah, jangan merutuki dirimu dengan sesuatu yang menyakitkan hati. Ikhlaskan. Memang bukan dia. Tidak ada gunanya merutuki dia yang sudah berbahagia. Biarkan kamu menemukan kebahagiaan yang lain, walau bukan dia.
Jadi, tak apa kamu mengenalinya. Semuanya sudah digariskan oleh takdir Tuhan. Mungkin dia termasuk ke dalam salah satu hal yang perlu kamu pelajari, lalu kamu inginkan, namun akhirnya harus kamu relakan.
- Untuk kita, wanita kuat yang membiarkan kebahagiaan kita dirampas orang lain—namun enggan meminta kebahagiaan itu kembali. (28 Januari 2018)

Maysartn . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates