Ghosted
Terima kasih sudah mampir, walaupun sekadar mimpi. Sukses membuatku berdelusi.
Tadi malam, kamu kembali menghantuiku lewat mimpi. Kembali menjadi sosok lelaki manis—dimana jika itu bukan mimpi—pasti akan membuatku kembali jatuh cinta. Untung saja cuma mimpi.
Terima kasih sudah kembali mengingatkanku tanggal berapa sekarang. Bagi orang lain mungkin tanggal biasa—hari biasa seperti hari lainnya. Namun tidak bagiku, atau mungkin bagi kamu juga?
Aku tersenyum sendiri, namun dengan bibir sedikit bergetar. “Empat tahun yang lalu? Cinta memang bisa membutakan waktu.”
Padahal baru kemarin aku berdebat dengan sahabatku perihal rasa. Dia bilang, beberapa perasaan tidak akan pernah hilang walaupun orang tersebut pergi. Aku tertawa saja, karena aku pikir itu tidak benar. Buktinya setelah berdamai dengan perasaan, aku sudah tak acuh lagi dengan keberadaanmu. Namun pagi ini, kata-kata itulah yang menyambutku ketika bangun dari mimpi sialan itu. Sungguh ironi.
Jadi mari kita pahami… Aku akui aku kalah, dan juga sedikit salah. Beberapa perasaan mungkin memang sudah ditakdirkan untuk terus berada di sana, tidak akan pernah mati. Tapi aku pikir, itu tidak apa-apa. Asalkan pada batas wajar, dan tidak membuatku menginginkan kamu kembali.
Aku kira perasaan gadis berusia 13 tahun tidak akan sedalam itu. Perasaan gadis itu ternyata fatal, jika ia tidak dapat mengendalikannya, it would ruin her life. Aku senang gadis itu aku.
Terima kasih telah mampir, padahal hatiku sedang dalam keadaan tidak baik berkat orang baru. Kamu mengingatkanku bahwa sakit yang kamu torehkan lebih dalam, jadi aku tau bahwa sakit ini tidak sebanding dengan luka itu.
Ah maafkan aku, menjadikanmu tolak ukur lagi. Setiap orang baru hadir, aku mencurangi mereka dengan kenangan lama. Selalu bergumam, “Andai saja orang itu kamu, pasti akan…”
Tolong maafkan aku, aku berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi. Rasanya jahat sekali. Baik untuk orang baru, maupun untuk kamu yang sudah berbahagia entah di mana.
Tapi, terima kasih sudah sudi mampir, sebelum aku kembali pada orang baru.
Walaupun hariku masih terasa biru dan terkesan abu-abu, aku tau bahwa perasaan yang dulu itu tidak semu.
Terima kasih telah menghantuiku, aku senang itu kamu. Walaupun kembali membuatku sendu.
Atau mungkin ini salah satu bentuk rindu?
- (Empat tahun setelah kejadian itu—23 Januari 2018, 06:57 AM)