Minggu, 31 Agustus 2014


          Selalu telat.  Dua kata yang bisa mendeskripsikan aku. Sudah mencoba banyak metode dengan berbagai macam cara apapun tetap saja aku akan selalu telat. Entah itu telat bangun, telat berangkat, telat datang ke sekolah, pokoknya serba telat. Hari ini, 18 Agustus 2014. Tanggal yang sakral. Kenapa? Karena hari ini adalah hari senin, dan kemarin adalah hari minggu di tambah hari ulang tahun Indonesia. Poin nya adalah hari ini upacara bendera,  yang akan banyak memakan durasi dan jika aku telat datang durasi hukuman pun akan sangat lebih parah. “06.15AM” angka yang tercetak di arloji ku. Lima belas menit lagi gerbang sekolah akan di tutup. Sedangkan, detik ini, menit ini, aku masih mencari - cari angkutan umum yang kosong. Sial. Sungguh sial. Aku pasti akan di hukum. Ah sudahlah, pasrah saja Mei. Toh kalau aku mengeluh juga tidak akan mengubah keadaan.
          Akhirnya aku menemukan angkutan umum yang bisa aku tumpangi. Ya walaupun aku hanya bisa menduduki ¾ kursi joknya.  Kesialan tidak berakhir di situ, macet terjadi di mana- mana. Sungguh, Senin pagi yang sangat tidak bersahabat. Padahal jarak rumah ku ke sekolah tidak terlalu jauh. Hanya menaiki satu angkutan umum saja. Tetapi yang harus di salahi adalah pola tidur. Ya aku hanya memikirkan apa yang bisa membuat ku merubah pola tidur ku yang berantakan. Selama di dalam angkot aku hanya merenungi itu. Hingga satu motor yang berhenti  sejenak di sebelah angkot yang aku tumpangi , membuyarkan lamunan ku.
“Duh macet nih beb, gimana dong?” ucap seorang cewek dengan manja.
“Yah gimana lagi dong beb, macet nya parah gini sih.” Ucap seorang cowo yang membonceng cewe tersebut.
“Kalau sampai telat gimana?”
“Yang penting kan kita telat nya barengan.” Ucap si cowok dengan ekspresi yang menjijikan.
          Aku pun membalikan bola mata ku dari kedua orang itu.  Mual rasa nya mendengar setengah pembicaraan mereka. Telat barengan kok malah seneng . Aku hanya mencaci mereka di dalam hati. Berfikir, betapa mengerikan nya remaja zaman sekarang. Hiii. Sungguh, apakah mereka tidak punya kewajiban lain selain melakukan hal – hal yang tidak penting sama sekali? Entahlah. Aku hanya berharap angkot ini bisa terbang, agar aku bisa sampai di depan sekolah tepat waktu.
         “Mampus!” pekik ku di saat sudah berada di tengah lapangan saat upacara akan dimulai. Bodoh sekali kau Mei! Di saat upacara yang penting kamu malah tidak membawa TOPI??!
“Vi, bantuin gue dong. Gue ga bawa topi nih!”
“aduuuhh  mei gimana sih, upacara penting kok malah ga di bawa? “ ucap Vina yang ikutan panik juga.
“kamu kan tau aku suka bangun telat, duh gimana dong.”
“euhh, yaudah pura pura sakit aja! Terus kamu pergi ke….”
          Sebelum Vina menyelesaikan ucapan nya, anggota OSIS pun datang  mendekati aku dan Vina. Aku makin panik. Vina kalo ngomong ga kira – kira volume sih, kalau anggota OSIS itu denger  apa yang Vina omongin kan masalahnya bisa panjang.
“Ini aku pinjemin topi, tapi jangan bilangin yang lain dan anggota osis ya kalau aku kasih pinjem ini ke kamu.” Ucap seorang cowok yang dari muka nya udah keliatan kalau dia anggota OSIS. Sebelum aku sempat mengucapkan kata terima kasih, cowok itu sudah melesat pergi entah kemana.
“ciee Meila”
“apaan sih” ucap ku lalu merapihkan barisan dengan barisan yang ada di depan ku.
          Pelajaran pertama, pelajaran Pa Budi. Tugas yang seabrek bikin anak kelas sebelas IPA satu diam di kelas untuk saling mencontek. Tradisi turun menurun yang seharusnya tidak boleh di contoh sih. Tapi dari pada kena omelan Pa Budi sampai mulut ber busa baru berhenti, mending kita pakai solideritas kita. Oke ini sesat.
“Meilaaaaaa liat buku tulis elo dong, cepetan keburu Pa Budi dateng.” Ucap Alfi dengan di ikuti tiga sohib nya.
“Ada di Karin, ambil aja sendiri.” Ucap ku sembari membulak balikan topi. Oh iya TOPI! Belum sempet aku kembaliin. Aku kembali membulak balikan topi tersebut, mencari nama sang pemilik. Tertulis “Aditya Pamungkas” di topi itu, tapi tidak tercantum nama kelasnya.
“WOIIII TEMEN TEMEN! DENGERIN GUE, INI BERITA HAWT BINGITS!”
        Yang tak lain dan tak bukan itu pasti Ika, suara nya yang serak serak basah bikin sepenjuru kelas juga kenal itu Ika. Dan pengumuman nya yang tiba – tiba bikin anak kelas terdiam. Ika, cewe maskot kelas yang paling cetar. Suka nya ngegosip, dan gosip nya itu bisa bikin se antero sekolah gehger. Ga tau karisma macam apa yang Ika pakai, bisa membuat semua orang mau mendengarkan gossip terbarunya. Yang sebener nya engga penting juga. Anak – anak kelas yang asalnya asik mengerjakan PR, dengan sigap mendekati Ika. Dengan alasan engga mau ketinggalan gossip baru.
“Ada apaan ka???” ucap udin yang ga kalah excited.
“Pokok nya, yang penakut ga usah ikut dengerin deh.” Ucap Ika dengan gaya ‘sok’ misterius.
“Ayoooo dong kaa” ucap anak kelas hampir berbarengan.
Ika pun dengan gaya akan membacakan Pidato, ala presiden sambil berdehem alias membersihkan tenggorokan segera menuju tengah kelas dan menaiki satu kursi.

“Pokoknya kalian jangan menyalahkan Ika kalau ada yang terluka sehabis gossip terbaru ini…”
“Dan ingat lah wahai teman – teman , ini hanya sebuah gossip. Ambil lah hikmah dari cerita ini.” Ucap Ika dengan gaya yang membuat ku geli juga.
“Ini tentang ‘Vodoo Doll’ yang artinya spirit of god” ucap Ika
          Aku yang menyimak gossip Ika dari bangku hanya mendengarkan apa yang dia sampaikan. Banyak ekspresi yang digambarkan dari wajah teman – teman ku. Ada yang hanya  ber’oh’ ria, ada yang bingung, ada yang muka nya semakin antusias dengan apa yang Ika sampaikan.
“Vodoo itu adalah boneka kuno dari Africa Barat yang diasosiasikan dengan ilmu hitam. Ngeri bangetkan.. Terus biasanya digunakan untuk perantara guna – guna ataupun jimat keberuntungan.”
“Harus dilengkapi dengan helaian rambut, partikel kecil bagian tubuh orang yang akan di tuju dan bacaan mantra tertentu.  Jangan coba- coba deh temen – temen. Ini bahaya banget, pake acara ilmu hitam segala lagi” lanjut Ika.
          Heran, padahal ingatan Ika itu luar biasa. Tetapi cara penerapan nya yang salah. Dan satu lagi, kalau dia menghimbau yang lain tidak untuk mencoba, kenapa harus di kasih tau cara nya ke yang lain? Aneh.
“Dan kalian harus tau, Aditya si calon ketua osis itu katanya pake jimat boneka Vodoo di tas nya. Pokok nya jangan milih dia deh, atau kena peletnya. Bahaya!! Hih” tambah Ika
         Aku tertegun, ini Aditya yang mana ya? Yang minjemin topi ke aku tadi bukan? Ah bukan urusan ku ini. Setelah Ika turun dari kursi, datang lah Pak Budi dengan membawa banyak lembar foto copy-an.
“Sekarang ulangan!” Ucap Pa Budi dengan logat Jawa nya yang kental.

                                                                                               ***        
 “Tiga Mei! Nilai ulangan gue tiga! Bayangin ga sih elo kalo jadi gueee?” ucap Vina dengan gaya frustasi, menaruh kedua tangan nya dipelipis.
“Kan cuman ulangan harian vin, masih ada remedial kok.” Ucap ku sambil memotong – motong batagor yang ada di depan ku.
“yah , elo sih gampang ngomong gitu. Nilai lo kan sepuluh. Beneran deh, gue kesel banget sama Pa Budi, di tambah pelajaran nya juga!”
“Terus gue ngerjain buku paket 5 Bab buat apa kalo ga diperiksaa???”  ucap Vina sambil melanjutkan sumpah serapahnya. Ya begitulah Pa Budi, tidak ada angin tidak ada hujan, ulangan selalu saja mendadak.
“Yaaa buat pelajaran lain kali, 5 Bab kan buat 5 minggu vin. Sedangkan elo baru ngerjain dari kemarin.”
“heee, iya juga sih. Eh tunggu ya gue mau beli minum dulu nih. Mau mesen ga?”
“Air putih aja yang botol satu.”
Vina pun pergi menjauh ke tempat warung di ujung kantin. Aku pun duduk sendiri di bangku kantin ini. Mengamati orang – orang yang melintas dengan kepentingan nya masing – masing. Lalu kemudian…
“Duh sorry sorry ga sengaja.” Ucap seseorang setelah menumpahkan minuman nya ke mangkuk yang ada di depan ku yang berisi batagor kering. Saat aku melihat mukanya, ternyata, si Adit yang meminjamkan topi nya tadi pagi. Dia menenteng sebuah kunci motor yang ada gantungan boneka kecil ditangan nya.
“Sorry banget ya, gue ganti deh batagornya sama yang baru” tambahnya lagi
“Eh ga usah, santai aja. Lagian gue udah kenyang.” Ucap ku alibi, yang jelas jelas aku gondok berat, yang sebenarnya belum sempat aku makan sedikitpun. Yang bentuknya berawal dari batagor kering dan bertransformasi menjadi batagor kuah. Entah memang urat malu nya sudah putus atau apapun alasan nya, dia pergi dengan santai nya. Oh ya, bodoh. Aku kan menyuruhnya untuk ‘santai aja’.
“Sorry mei, penuh tadi warung nya. Terus gue engga nemu pesenan elo. Eh itu batagor lo kenapa? Kok bentuk nya ga beraturan gitu sih?”
Ucap Vina yang baru datang dari membeli minuman.
“Tadi ada yang numpahin, eh cabut yuk ke kelas, udah masuk tuh.” Ucap ku, dan untung nya memang benar saat ini bel tanda istirahat selesai, mulai mengalun.

         Pelajaran bahasa Indonesia, membuat ku mengantuk dan pusing. Jelas sekali efeknya, karena aku kekurangan waktu tidur, tidak makan dari tadi pagi,upacara yang durasinya satu jam lebih,dan ulangan dadakan.  Sedangkan otak ku memaksa untuk terus bekerja. Vina yang kelihatan nya khawatir dengan muka ku yang katanya pucat sekali, cepat – cepat mengantar ku ke UKS.
“Mau ditemenin ga Mei?” ucap Vina di saat kami sudah sampai di UKS.
“Ga usah deh Vin, nanti elo ketinggalan materi Bu Dewi lagi. Gue gapapa kok.”
“Yaudah gue ke kelas dulu ya, kalo ada apa – apa sms gue aja. Get well soon!”
        UKS hari ini sepi sekali, buktinya hanya ada aku sendiri di sini. Biasanya hari senin itu penuh, seperti tempat evakuasi korban gunung meletus. Dari pintu pun terdapat seorang cowo masuk. Dan saat aku menelaah wajah nya, aku pun memutarkan bola mata ku dari wajahnya. Aditya lagi Aditya lagi. Kenapa sih dia ada dimana - mana? Sepenting apa sih peran dia di sekolah ini? Bosan sekali melihat wajah nya hari ini. Untuk ke tiga kalinya aku berpapasan dengan dia. Dan ke dua kali nya aku melihat dia menenteng kunci yang bergantungkan boneka.
“Cuma sendiri?” ucapnya.
“Kelihatan nya gimana?” ucap ku dengan nada yang ala kadarnya
“Kelihatan nya berdua sih.” Ucapnya. HAHA lucu sekali. Cepatlah pergi, aku ingin tidur.
“Oh iya kenalin nama gue Aditya Pamungkas, hari ini kebagian ngabsen orang yang sakit di UKS. Orang yang minjemin topi, numpahin air ke batagor lo juga.”
“Bagus sih nyadar juga, dan ngomong – ngomong gue ga nanya tuh.” Ucap ku yang kelewat dongkol dengan manusia yang ada di sebelah ku ini.
“Nama lo siapa?”
“Meila Daysi Kurniawan.”
“Kelas?”
“XI IPA I”.
          Dia pun hanya manggut – manggut sembari mencatat nama ku di buku tamu UKS. Aku pun memperhatikan boneka yang ada di saku baju seragam nya. Ukuran boneka nya terlalu besar untuk di masukan ke saku seragam. Kata – kata Ika pun terlintas di benak ku. Aditya? Calon Ketua Osis? Yang kabarnya pakai ilmu Vodoo Doll? Gila aja ini orang nya? Tapi bisa jadi sih. Muka nya udah mewakili gitu kaya boneka nya. Mending kaya boneka Teddy Bear, lah ini kaya boneka santet.Eh emang iya sih.
“Bagus ya boneka gue?” ucap nya tiba – tiba.
“Idih apaan sih lu, siapa yang lagi mikirin boneka lu.”
“Ga usah alibi deh lo, jelas – jelas dari tadi ngeliatin boneka gue.”
“Ini kan mata gue, emang nya setiap gue liat sesuatu bakal pasti mikirin sesuatu itu yang lagi gue liatin? Engga juga kan. So tau.”
“Ga usah meng’guru’i  deh. Mau gue pelet  lu pake ini boneka?”
          Aku yang mendengar nya langsung bergidik ngeri. Aku pun membalikan badan ku menuju tembok yang berada di ujung UKS, pura – pura tidak mendengar apa yang Adit bicarakan tadi.
       

         Jam empat lebih tiga puluh delapan menit. Aku mengerjit kaget. Ternyata aku tertidur sekitar 2 jam an. Dan di sebelah ku terdapat secarik kertas yang di atas nya terdapat boneka Vodoo Adit, topi, batagor, dan air putih botol. Gila tu orang, bener – bener horror. Aku pun membuka kertas itu



sorry mei gue tinggal ya, sebelumnya maafin gue ya. Untuk semua yang gue lakuin ke elo kayanya engga ada yang baik deh. Gue udah ngasih elo topi yang pengaitnya udah engga ada, gue udah numpahin minuman gue ke batagor elo yang gue tau elo belom makan itu batagor (minuman nya itu minuman terakhir yang pengen elo pesen waktu istirahat) , dan gue bersikap kurang sopan ke elo. Sebagai permintaan maaf gue, gue gantiin semua kesalahan gue hari ini ke elo. Dan FYI (for your information) gue engga make ilmu hitam di boneka ini -___- ini boneka kesayangan gue dari gue masih umur lima tahun, yang selalu ada di samping gue (jangan bilangin siapa – siapa untuk yang satu ini). Dan karena elo adalah bagian baru yang jadi kesayangan gue, elo harus jagain ini boneka!
Gue tunggu elo di Café Senja hari ini jam 04.00 PM . Gue tunggu sampe elo dateng!”

Adit                                                            

          Mampus ! udah lewat  tiga puluh delapan menit!


                                "Voodoo Doll - 5 Seconds Of Summer”

I don't even like you,
Why'd you want to go and make me feel this way?
And I don't understand what's happened,
I keep saying things I never say.

I can feel you watching even when you're nowhere to be seen,
I can feel you touching even when you're far away from me.


Tell me where you're hiding your voodoo doll 'cause I can't control myself,
I don't wanna stay, wanna run away but I'm trapped under your spell.
And it hurts in my head and my heart and my chest,
And I'm having trouble catching my breath.

Ooh
 

Won't you please stop loving me to death?

I don't even see my friends no more,
'Cause I keep hanging out with you.
I don't know how you kept me up all night,
Or how I got this tattoo.

Every time you're near me,
Suddenly my heart begins to race.
Every time I leave,
I don't know why my heart begins to break.


Tell me where you're hiding your voodoo doll 'cause I can't control myself,
I don't wanna stay, wanna run away but I'm trapped under your spell.
And it hurts in my head and my heart and my chest,
And I'm having trouble catching my breath.

Ooh
 

Won't you please stop loving me to death?





Maysartn . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates