Voodoo Doll
Selalu telat.
Dua kata yang bisa mendeskripsikan aku.
Sudah mencoba banyak metode dengan berbagai macam cara apapun tetap saja aku
akan selalu telat. Entah itu telat bangun, telat berangkat, telat datang ke
sekolah, pokoknya serba telat. Hari ini, 18 Agustus 2014. Tanggal yang sakral.
Kenapa? Karena hari ini adalah hari senin, dan kemarin adalah hari minggu di
tambah hari ulang tahun Indonesia. Poin nya adalah hari ini upacara
bendera, yang akan banyak memakan durasi
dan jika aku telat datang durasi hukuman pun akan sangat lebih parah. “06.15AM”
angka yang tercetak di arloji ku. Lima belas menit lagi gerbang sekolah akan di
tutup. Sedangkan, detik ini, menit ini, aku masih mencari - cari angkutan umum
yang kosong. Sial. Sungguh sial. Aku pasti akan di hukum. Ah sudahlah, pasrah saja
Mei. Toh kalau aku mengeluh juga tidak akan mengubah keadaan.
Akhirnya aku
menemukan angkutan umum yang bisa aku tumpangi. Ya walaupun aku hanya bisa
menduduki ¾ kursi joknya. Kesialan tidak
berakhir di situ, macet terjadi di mana- mana. Sungguh, Senin pagi yang sangat
tidak bersahabat. Padahal jarak rumah ku ke sekolah tidak terlalu jauh. Hanya
menaiki satu angkutan umum saja. Tetapi yang harus di salahi adalah pola tidur.
Ya aku hanya memikirkan apa yang bisa membuat ku merubah pola tidur ku yang
berantakan. Selama di dalam angkot aku hanya merenungi itu. Hingga satu motor
yang berhenti sejenak di sebelah angkot
yang aku tumpangi , membuyarkan lamunan ku.
“Duh macet nih beb, gimana dong?” ucap seorang cewek dengan
manja.
“Yah gimana lagi dong beb, macet nya parah gini sih.” Ucap
seorang cowo yang membonceng cewe tersebut.
“Kalau sampai telat gimana?”
“Yang penting kan kita telat nya barengan.” Ucap si cowok
dengan ekspresi yang menjijikan.
Aku pun
membalikan bola mata ku dari kedua orang itu.
Mual rasa nya mendengar setengah pembicaraan mereka. Telat barengan kok
malah seneng . Aku hanya mencaci mereka di dalam hati. Berfikir, betapa
mengerikan nya remaja zaman sekarang. Hiii. Sungguh, apakah mereka tidak punya
kewajiban lain selain melakukan hal – hal yang tidak penting sama sekali?
Entahlah. Aku hanya berharap angkot ini bisa terbang, agar aku bisa sampai di
depan sekolah tepat waktu.
“Mampus!”
pekik ku di saat sudah berada di tengah lapangan saat upacara akan dimulai.
Bodoh sekali kau Mei! Di saat upacara yang penting kamu malah tidak membawa
TOPI??!
“Vi, bantuin gue dong. Gue ga bawa topi nih!”
“aduuuhh mei gimana
sih, upacara penting kok malah ga di bawa? “ ucap Vina yang ikutan panik juga.
“kamu kan tau aku suka bangun telat, duh gimana dong.”
“euhh, yaudah pura pura sakit aja! Terus kamu pergi ke….”
Sebelum Vina
menyelesaikan ucapan nya, anggota OSIS pun datang mendekati aku dan Vina. Aku makin panik. Vina
kalo ngomong ga kira – kira volume sih, kalau anggota OSIS itu denger apa yang Vina omongin kan masalahnya bisa
panjang.
“Ini aku pinjemin topi, tapi jangan bilangin yang lain dan
anggota osis ya kalau aku kasih pinjem ini ke kamu.” Ucap seorang cowok yang
dari muka nya udah keliatan kalau dia anggota OSIS. Sebelum aku sempat
mengucapkan kata terima kasih, cowok itu sudah melesat pergi entah kemana.
“ciee Meila”
“apaan sih” ucap ku lalu merapihkan barisan dengan barisan
yang ada di depan ku.
Pelajaran
pertama, pelajaran Pa Budi. Tugas yang seabrek bikin anak kelas sebelas IPA
satu diam di kelas untuk saling mencontek. Tradisi turun menurun yang
seharusnya tidak boleh di contoh sih. Tapi dari pada kena omelan Pa Budi sampai
mulut ber busa baru berhenti, mending kita pakai solideritas kita. Oke ini
sesat.
“Meilaaaaaa liat buku tulis elo dong, cepetan keburu Pa Budi
dateng.” Ucap Alfi dengan di ikuti tiga sohib nya.
“Ada di Karin, ambil aja sendiri.” Ucap ku sembari membulak
balikan topi. Oh iya TOPI! Belum sempet aku kembaliin. Aku kembali membulak
balikan topi tersebut, mencari nama sang pemilik. Tertulis “Aditya Pamungkas”
di topi itu, tapi tidak tercantum nama kelasnya.
“WOIIII TEMEN TEMEN! DENGERIN GUE, INI BERITA HAWT BINGITS!”
Yang tak lain
dan tak bukan itu pasti Ika, suara nya yang serak serak basah bikin sepenjuru
kelas juga kenal itu Ika. Dan pengumuman nya yang tiba – tiba bikin anak kelas
terdiam. Ika, cewe maskot kelas yang paling cetar. Suka nya ngegosip, dan gosip
nya itu bisa bikin se antero sekolah gehger. Ga tau karisma macam apa yang Ika
pakai, bisa membuat semua orang mau mendengarkan gossip terbarunya. Yang
sebener nya engga penting juga. Anak – anak kelas yang asalnya asik mengerjakan
PR, dengan sigap mendekati Ika. Dengan alasan engga mau ketinggalan gossip
baru.
“Ada apaan ka???” ucap udin yang ga kalah excited.
“Pokok nya, yang penakut ga usah ikut dengerin deh.” Ucap
Ika dengan gaya ‘sok’ misterius.
“Ayoooo dong kaa” ucap anak kelas hampir berbarengan.
Ika pun dengan gaya akan membacakan Pidato, ala presiden sambil
berdehem alias membersihkan tenggorokan segera menuju tengah kelas dan menaiki
satu kursi.
“Pokoknya kalian jangan menyalahkan Ika kalau ada yang
terluka sehabis gossip terbaru ini…”
“Dan ingat lah wahai teman – teman , ini hanya sebuah
gossip. Ambil lah hikmah dari cerita ini.” Ucap Ika dengan gaya yang membuat ku
geli juga.
“Ini tentang ‘Vodoo Doll’ yang artinya spirit of god” ucap
Ika
Aku yang
menyimak gossip Ika dari bangku hanya mendengarkan apa yang dia sampaikan.
Banyak ekspresi yang digambarkan dari wajah teman – teman ku. Ada yang
hanya ber’oh’ ria, ada yang bingung, ada
yang muka nya semakin antusias dengan apa yang Ika sampaikan.
“Vodoo itu adalah boneka kuno dari Africa Barat yang
diasosiasikan dengan ilmu hitam. Ngeri bangetkan.. Terus biasanya digunakan
untuk perantara guna – guna ataupun jimat keberuntungan.”
“Harus dilengkapi dengan helaian rambut, partikel kecil
bagian tubuh orang yang akan di tuju dan bacaan mantra tertentu. Jangan coba- coba deh temen – temen. Ini
bahaya banget, pake acara ilmu hitam segala lagi” lanjut Ika.
Heran,
padahal ingatan Ika itu luar biasa. Tetapi cara penerapan nya yang salah. Dan
satu lagi, kalau dia menghimbau yang lain tidak untuk mencoba, kenapa harus di
kasih tau cara nya ke yang lain? Aneh.
“Dan kalian harus tau, Aditya si calon ketua osis itu
katanya pake jimat boneka Vodoo di tas nya. Pokok nya jangan milih dia deh,
atau kena peletnya. Bahaya!! Hih” tambah Ika
Aku tertegun,
ini Aditya yang mana ya? Yang minjemin topi ke aku tadi bukan? Ah bukan urusan
ku ini. Setelah Ika turun dari kursi, datang lah Pak Budi dengan membawa banyak
lembar foto copy-an.
“Sekarang ulangan!” Ucap Pa Budi dengan logat Jawa nya yang
kental.
***
“Tiga Mei! Nilai ulangan gue tiga!
Bayangin ga sih elo kalo jadi gueee?” ucap Vina dengan gaya frustasi, menaruh
kedua tangan nya dipelipis.
“Kan cuman ulangan harian vin, masih ada remedial kok.” Ucap ku
sambil memotong – motong batagor yang ada di depan ku.
“yah , elo sih gampang ngomong gitu. Nilai lo kan sepuluh.
Beneran deh, gue kesel banget sama Pa Budi, di tambah pelajaran nya juga!”
“Terus gue ngerjain buku paket 5 Bab buat apa kalo ga
diperiksaa???” ucap Vina sambil
melanjutkan sumpah serapahnya. Ya begitulah Pa Budi, tidak ada angin tidak ada
hujan, ulangan selalu saja mendadak.
“Yaaa buat pelajaran lain kali, 5 Bab kan buat 5 minggu vin.
Sedangkan elo baru ngerjain dari kemarin.”
“heee, iya juga sih. Eh tunggu ya gue mau beli minum dulu
nih. Mau mesen ga?”
“Air putih aja yang botol satu.”
Vina pun pergi menjauh ke tempat warung di ujung kantin. Aku
pun duduk sendiri di bangku kantin ini. Mengamati orang – orang yang melintas
dengan kepentingan nya masing – masing. Lalu kemudian…
“Duh sorry sorry ga sengaja.” Ucap seseorang setelah
menumpahkan minuman nya ke mangkuk yang ada di depan ku yang berisi batagor
kering. Saat aku melihat mukanya, ternyata, si Adit yang meminjamkan topi nya
tadi pagi. Dia menenteng sebuah kunci motor yang ada gantungan boneka kecil
ditangan nya.
“Sorry banget ya, gue ganti deh batagornya sama yang baru”
tambahnya lagi
“Eh ga usah, santai aja. Lagian gue udah kenyang.” Ucap ku
alibi, yang jelas jelas aku gondok berat, yang sebenarnya belum sempat aku makan
sedikitpun. Yang bentuknya berawal dari batagor kering dan bertransformasi
menjadi batagor kuah. Entah memang urat malu nya sudah putus atau apapun alasan
nya, dia pergi dengan santai nya. Oh ya, bodoh. Aku kan menyuruhnya untuk
‘santai aja’.
“Sorry mei, penuh tadi warung nya. Terus gue engga nemu
pesenan elo. Eh itu batagor lo kenapa? Kok bentuk nya ga beraturan gitu sih?”
Ucap Vina yang baru datang dari membeli minuman.
“Tadi ada yang numpahin, eh cabut yuk ke kelas, udah masuk
tuh.” Ucap ku, dan untung nya memang benar saat ini bel tanda istirahat
selesai, mulai mengalun.
Pelajaran
bahasa Indonesia, membuat ku mengantuk dan pusing. Jelas sekali efeknya, karena
aku kekurangan waktu tidur, tidak makan dari tadi pagi,upacara yang durasinya
satu jam lebih,dan ulangan dadakan.
Sedangkan otak ku memaksa untuk terus bekerja. Vina yang kelihatan nya
khawatir dengan muka ku yang katanya pucat sekali, cepat – cepat mengantar ku
ke UKS.
“Mau ditemenin ga Mei?” ucap Vina di saat kami sudah sampai
di UKS.
“Ga usah deh Vin, nanti elo ketinggalan materi Bu Dewi lagi.
Gue gapapa kok.”
“Yaudah gue ke kelas dulu ya, kalo ada apa – apa sms gue
aja. Get well soon!”
UKS hari ini
sepi sekali, buktinya hanya ada aku sendiri di sini. Biasanya hari senin itu
penuh, seperti tempat evakuasi korban gunung meletus. Dari pintu pun terdapat
seorang cowo masuk. Dan saat aku menelaah wajah nya, aku pun memutarkan bola
mata ku dari wajahnya. Aditya lagi Aditya lagi. Kenapa sih dia ada dimana -
mana? Sepenting apa sih peran dia di sekolah ini? Bosan sekali melihat wajah
nya hari ini. Untuk ke tiga kalinya aku berpapasan dengan dia. Dan ke dua
kali nya aku melihat dia menenteng kunci yang bergantungkan boneka.
“Cuma sendiri?” ucapnya.
“Kelihatan nya gimana?” ucap ku dengan nada yang ala
kadarnya
“Kelihatan nya berdua sih.” Ucapnya. HAHA lucu sekali.
Cepatlah pergi, aku ingin tidur.
“Oh iya kenalin nama gue Aditya Pamungkas, hari ini kebagian
ngabsen orang yang sakit di UKS. Orang yang minjemin topi, numpahin air ke
batagor lo juga.”
“Bagus sih nyadar juga, dan ngomong – ngomong gue ga nanya
tuh.” Ucap ku yang kelewat dongkol dengan manusia yang ada di sebelah ku ini.
“Nama lo siapa?”
“Meila Daysi Kurniawan.”
“Kelas?”
“XI IPA I”.
Dia pun
hanya manggut – manggut sembari mencatat nama ku di buku tamu UKS. Aku pun
memperhatikan boneka yang ada di saku baju seragam nya. Ukuran boneka nya
terlalu besar untuk di masukan ke saku seragam. Kata – kata Ika pun terlintas
di benak ku. Aditya? Calon Ketua Osis? Yang kabarnya pakai ilmu Vodoo Doll?
Gila aja ini orang nya? Tapi bisa jadi sih. Muka nya udah mewakili gitu kaya
boneka nya. Mending kaya boneka Teddy Bear, lah ini kaya boneka santet.Eh emang
iya sih.
“Bagus ya boneka gue?” ucap nya tiba – tiba.
“Idih apaan sih lu, siapa yang lagi mikirin boneka lu.”
“Ga usah alibi deh lo, jelas – jelas dari tadi ngeliatin
boneka gue.”
“Ini kan mata gue, emang nya setiap gue liat sesuatu bakal
pasti mikirin sesuatu itu yang lagi gue liatin? Engga juga kan. So tau.”
“Ga usah meng’guru’i
deh. Mau gue pelet lu pake ini
boneka?”
Aku yang
mendengar nya langsung bergidik ngeri. Aku pun membalikan badan ku menuju
tembok yang berada di ujung UKS, pura – pura tidak mendengar apa yang Adit
bicarakan tadi.
Jam empat
lebih tiga puluh delapan menit. Aku mengerjit kaget. Ternyata aku tertidur
sekitar 2 jam an. Dan di sebelah ku terdapat secarik kertas yang di atas nya
terdapat boneka Vodoo Adit, topi, batagor, dan air putih botol. Gila tu orang,
bener – bener horror. Aku pun membuka kertas itu
“sorry mei gue tinggal ya, sebelumnya maafin gue ya. Untuk semua yang
gue lakuin ke elo kayanya engga ada yang baik deh. Gue udah ngasih elo topi
yang pengaitnya udah engga ada, gue udah numpahin minuman gue ke batagor elo yang
gue tau elo belom makan itu batagor (minuman nya itu minuman terakhir yang
pengen elo pesen waktu istirahat) , dan gue bersikap kurang sopan ke elo. Sebagai
permintaan maaf gue, gue gantiin semua kesalahan gue hari ini ke elo. Dan FYI
(for your information) gue engga make ilmu hitam di boneka ini -___- ini boneka
kesayangan gue dari gue masih umur lima tahun, yang selalu ada di samping gue
(jangan bilangin siapa – siapa untuk yang satu ini). Dan karena elo adalah
bagian baru yang jadi kesayangan gue, elo harus jagain ini boneka!
Gue tunggu elo di Café
Senja hari ini jam 04.00 PM . Gue tunggu sampe elo dateng!”
Adit
Mampus !
udah lewat tiga puluh delapan menit!
"Voodoo Doll - 5 Seconds Of
Summer”
I don't even like you,
Why'd you want to go and make me feel this way?
And I don't understand what's happened,
I keep saying things I never say.
I can feel you watching even when you're nowhere to be seen,
I can feel you touching even when you're far away from me.
Tell me where you're hiding your voodoo doll 'cause I can't control myself,
I don't wanna stay, wanna run away but I'm trapped under your spell.
And it hurts in my head and my heart and my chest,
And I'm having trouble catching my breath.
Ooh
Won't you please stop loving me to death?
I don't even see my friends no more,
'Cause I keep hanging out with you.
I don't know how you kept me up all night,
Or how I got this tattoo.
Why'd you want to go and make me feel this way?
And I don't understand what's happened,
I keep saying things I never say.
I can feel you watching even when you're nowhere to be seen,
I can feel you touching even when you're far away from me.
Tell me where you're hiding your voodoo doll 'cause I can't control myself,
I don't wanna stay, wanna run away but I'm trapped under your spell.
And it hurts in my head and my heart and my chest,
And I'm having trouble catching my breath.
Ooh
Won't you please stop loving me to death?
I don't even see my friends no more,
'Cause I keep hanging out with you.
I don't know how you kept me up all night,
Or how I got this tattoo.
Every time you're near me,
Suddenly my heart begins to race.
Every time I leave,
I don't know why my heart begins to break.
Tell me where you're hiding your voodoo doll 'cause I can't control myself,
I don't wanna stay, wanna run away but I'm trapped under your spell.
And it hurts in my head and my heart and my chest,
And I'm having trouble catching my breath.
Ooh
Won't you please stop loving me to death?
Suddenly my heart begins to race.
Every time I leave,
I don't know why my heart begins to break.
Tell me where you're hiding your voodoo doll 'cause I can't control myself,
I don't wanna stay, wanna run away but I'm trapped under your spell.
And it hurts in my head and my heart and my chest,
And I'm having trouble catching my breath.
Ooh
Won't you please stop loving me to death?